Selasa, 04 Februari 2014

Mereka Bukan Milik Kita

Jadi anak rantau yang jauh dari orang tua rawan banget kangen sama orang tua. Kepikiran mulu.
Sempat terbersit di pikiran, gimana yah rasanya kalau tiba-tiba orang tua kita dipanggil Tuhan.
Pikiran pertama kita, Tuhan jangan sekarang. Saya belum lulus kuliah. Setelah lulus, Tuhan jangan sekarang saya belum menikah. Setelah menikah nanti, Tuhan jangan sekarang saya belum punya anak. Saya pengen bapak sama mama gendong cucu. Setelah punya anak, Tuhan jangan sekarang. Tuhan kalau mau ambil yang lain aja, jangan bapak mama saya.
Sampai kapan pun kita ga akan pernah siap untuk kehilangan orang tua kita. Padahal, sebenernya orang tua kita bukan punya kita. Mereka itu milik Allah. Sama seperti kita. Tapi kadang rasanya ga masuk akal dan susah buat diterima. Kita bisa sih nerima kalau kita milik Allah, kalau temen kita milik Allah, tapi mikirin orang tua kita bukan milik kita tapi milik Allah, itu sulit.
Gimana bisa??
Dari sejak dalam kandungan. Sampai lahir, sampai gede, kita bergantung sama orang tua. Sama bapak, mama. Mulai dari belajar jalan, belajar ngomong, semuanya kita diajarin sama ortu. Disekolahin dari TK, SD, SMP, SMA, S1 bahkan mungkin ada yg sampe S2, S3. Semuanya pakai uang bapak , uang mama. Beli makan, baju, ke dokter, vaksinasi, bayar pulsa, uang les, uang listrik, uang air, uang persembahan, uang jajan, uang fotokopi, semuanya uang bapak sama mama. Kalau akhirnya kita bisa kerja dan punya uang sendiri juga berkat bapak sama mama. Walaupun kita sekolah di lain kota, tetep aja depend on them. Sekalipun kita berdalih belajar mandiri, tanpa sadar ada beberapa hal yg kita tetep bergantung sama mereka.
Rasanya sulit untuk membayangkan bahwa bapak dan mama bukan punya kita. But, that’s the fact. Mereka kepunyaan Tuhan.
Sayangnya sering banget kita itu lupa. Di satu sisi kita bilang kita ngga mau kehilangan mereka, tapi di sisi lain, sikap kita jelek sama mereka. Ketika mereka masih ada bareng kita, semestinya kita bisa pake waktu kita dengan lebih bijaksana. Jangan sesudah mereka sakit-sakitan, baru kita perbaiki sikap. Telat atuh.

Tuhan jauuhh lebih saying sama bapak mama kita daripada kita sayang sama mereka. Tuhan ngga pernah mengecewakan mereka. Ngga pernah bikin mereka sedih, ngga pernah bikin mereka stress..  kita mah bandel. Suka ngga nurut, suka berontak.. bikin stress, bikin bapak sama mama ubanan.
Tuhan punya rencana yang indah buat orang tua kita. Mereka hidup pun dengan tugas yg Tuhan percayakan. Kalau tugas mereka sudah selesai, yah Tuhan juga akan bilang “Cukup. Ayo pulang.”
Lah kalau ngga mereka ngapaing dong? Kan tugasnya udah selesai?
Daripada kita takut dan stress mikirin kapan bapak sama mama dipanggil Tuhan, lebih baik kita berdoa supaya mereka bisa menyelesaikan tugas ygg dipercayakan untuk mereka. So, ketika sudah waktunya, mereka pun bisa pulang dengan tenang, dan bangga bisa lapor sama Big Boss, “mission finished.”
Tidakkah sebagai anak, kita pun bangga kalau nanti ketemu di surga lihat bapak sama mama kita berhasil menyelesaikan tugas mereka… :)



Dedicated to my Heavenly Father,
Be, please take care my parents..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar